1. Apa perbedaan antara penalaran
induktif dan deduktif?
penalaran
induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yangbersifat umum. Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan
suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi
juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau
sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk
mengambil kesimpulan secara umum.
1. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan
dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan
kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan
analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus
yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
3.
Kausal
Kausal
adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi
sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya ,
merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Penalaran Deduktif adalah proses
penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut
Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari
hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih
rendah.
Penarikan kesimpulan deduktif dibagi
menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
1. Penarikan simpulan secara
langsung
Simpulan secara langsung adalah
penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat
menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1.
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua manusia mempunyai
rambut. (premis)
Sebagian
yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)
2.
Semua S adalah P.
(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.
(simpulan)
Contoh: Semua pistol adalah senjata
berbahaya. (premis)
Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak
berbahaya. (simpulan)
3.
Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Tidak seekor pun gajah
adalah jerapah. (premis)
Semua
gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)
4.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P.
(simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S.
(simpulan)
Contoh: Semua kucing adalah berbulu.
(premis)
Tidak
satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)
Tidak
satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)
2. Penarikan simpulan secara
tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara
tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut
akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang
bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan
penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
- Semua
manusia akan mati
Ani adalah manusia
Jadi, Ani akan mati. (simpulan)
-
Semua manusia bijaksana
Semua dosen adalah manusia
Jadi, semua dosen bijaksana.
(simpulan)
2.
Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi
secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya
:
-
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada sinar
matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada
proses fotosintesis.
-
Semua ilmuwan adalah orang cerdas
Anto adalah seorang ilmuwan.
Jadi, Anto adalah orang cerdas.
Jadi, dengan demikian silogisme
dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan
silogisme.
2. Apa syaratnya supaya kesimpulan
dalam deduktif dapat dipercaya?
Menarik simpulan secara langsung
Penarikan secara langsung ditarik
dari satu premis.
Contoh kalimat :
– Semua ikan bernafas melalui
insang. ( premis )
– Semua yang bernafas melalui insang
adalah ikan. ( simpulan )
Menarik simpulan secara tidak
langsung
Penarikan ini ditarik dari dua premis.
Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah
yang bersifat khusus.
Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme
yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
– Premis umum : premis mayor ( My )
– Premis khusus : premis minor ( Mn
)
– Premis simpulan : premis
kesimpulan ( K )
Contoh silogisme kategorial :
– My : Semua mahasiswa Universitas
Gunadarma memiliki KTM.
– Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa
Universitas Gunadarma.
– K : Aini Fatimah memiliki KTM.
•. Bentuk Gagasan / Penalaran
Induktif
• Generalisasi ialah perihal bentuk
gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian hal, atau sebagainya.
Contoh dalam paragaraf.
1. Setelah tugas menggambar kelas I B dikumpulkan, ternyata
duapuluh anak perempuan menggambar bunga, dua orang anak perempuan menggambar
pemandangan, dan satu orang saja menggambar binatang, sedangkan anak laki-laki
bermacam-macam. Boleh dikatakan anak perempuan kelas I B cenderung membuat
gambar bunga.
• Analogi ialah suatu penalaran yang bertolak dari peristiwa
khusus mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan apa yang berlaku untuk suatu
hal akan bertolak pula untuk hal lain.
• Kausalitas (sebab-akibat) ialah memulai suatu penjelasan
dari peristiwa atau hal yang merupakan sebab, kemudian bergerak menuju ke suatu
kesimpulan sebagai aspek (akibat) terdekat.
• Bentuk Gagasan / Penalaran Deduktif
1. Silogisme ialah menarik kesimpulan dari dua
pernyataan(premis) yaitu
premis umum/mayor(PU) dan premis khusus/minor(PK).
PU : Semua A=B
PK : Semua C=A
S : Semua C=B
Contoh
PU : Semua makhluk hidup memiliki mata
PK : si Polan adalah makhluk hidup
S : maka si Polan mempunyai mata
3.Buatlah
contoh penarikan kesimpulan melalui generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan
sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa. Dari
sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang
sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang
dilakukan dengan cara itu disebut dengan generalisasi. Jadi, generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang
diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang
menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu
ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik,
dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan
lebih lanjut.
Contoh:
• Dicky adalah seorang polisi, dia berambut cepak.
• Alfa adalah seorang
polisi, dia berambut cepak.
Generalisasi: semua polisi berambut
cepak
Generalisasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, generalisasi tanpa loncatan induktif dan generalisasi dengan loncatan induktif.
1. Generalisasi tanpa loncatan induktif:
Generalisasi tanpa loncatan induktif
adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi
Dengan Loncatan Induktif
Generalisasi Dengan Loncatan
Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena
yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa
di Indonesia senang memakai celana pantalon.
4.Dapat
dipercayakah kesimpulan dibawah ini? Jelaskan alasannya!
a. Semua
professor pandai
Ayahmu pandai
Pastilah ayahmu professor
Jawaban :tidak,karena belum tentu jika
seseorang memiliki kepandaian dia akan menjadi seorang professor.
b. Disemua
ibukota ada gedung pencakar langit
Disemua kota industry ada gedung
pencakar langit
Jadi,ibukota adalah kota industry
Jawaban :tidak dipercaya,dikarenakan tidak
semua ibukota menjadi pusat kota industry
c. Hasil
sawah bertambah jika petani menanam padi unggul
Hasil sawah bertambah jika pengairan
diatur dengan baik
Hasil sawah bertambah jika petani
menanam padi dan pengairan diatur dengan baik
Jawaban :dapat dipercaya,karena dengan
menanam padi dan memperhatikan pengairan dengan baik padi yang dihasilkan juga
baik dan berkualitas.
Sumber :
Nama : Chitra Amalia Winarsyah
Kelas : 3 EB 24
NPM
: 21212597
Tugas 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar